Ada
seorang anak yang mudah marah dan sering membentak-bentak. Ayah anak itu
menyuruhnya untuk memaku pagar setiap kali anak itu marah untuk meredakan
amarahnya. Hingga suatu saat anak tersebut bisa cukup dewasa dan sabar. Ayahnya
meminta sang anak mencabuti paku yang ia tancapkan di pagar setiap ia marah.
Setelah
semua paku dicabut, ayahnya berkata, “Anakku, coba lihat ini. Kamu mencabuti
paku ini ibarat kamu meminta maaf setelah kamu marah.”
“Paku
bisa dicabut, tetapi lihatlah, kini meninggalkan lubang bekas paku. Kata-kata
kasarmu pada orang lain mungkin bisa dimaafkan, tetapi luka dihati, maaf
anakku, mungkin akan terus membekas seperti lubang di pagar itu.”
Anak
itupun memeluk ayahnya dan mulai menangis minta maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar