Rabu, 02 April 2014

Pagar

Ada seorang anak yang mudah marah dan sering membentak-bentak. Ayah anak itu menyuruhnya untuk memaku pagar setiap kali anak itu marah untuk meredakan amarahnya. Hingga suatu saat anak tersebut bisa cukup dewasa dan sabar. Ayahnya meminta sang anak mencabuti paku yang ia tancapkan di pagar setiap ia marah.

Setelah semua paku dicabut, ayahnya berkata, “Anakku, coba lihat ini. Kamu mencabuti paku ini ibarat kamu meminta maaf setelah kamu marah.”

“Paku bisa dicabut, tetapi lihatlah, kini meninggalkan lubang bekas paku. Kata-kata kasarmu pada orang lain mungkin bisa dimaafkan, tetapi luka dihati, maaf anakku, mungkin akan terus membekas seperti lubang di pagar itu.”


Anak itupun memeluk ayahnya dan mulai menangis minta maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar